Pesan Pemimpin Area (Juni 2022)

Menyambut Teman-Teman ke Sakramen

Semoga kita semua menemukan sukacita yang berasal dari pelayanan sakral menyambut para anggota kita yang baru dan yang kembali ke pertemuan sakramen, di mana mereka dapat merasakan kasih Juruselamat.

Penatua Alan C. K. Cheung
Penatua Alan C. K. Cheung Dari Tujuh Puluh

Di konferensi umum Oktober 2020, Presiden Nelson menyampaikan permohonan kepada anggota Gereja di seluruh dunia untuk mengumpulkan Israel dari kedua sisi tabir. Selain pekerjaan misionaris, bait suci, dan sejarah keluarga, dia juga memberi kita tugas tanggung jawab untuk membantu membangun iman dan kesaksian “dalam hati mereka dengan siapa kita hidup, bekerja, dan melayani.”[1] Sebagai respons terhadap seruan ini, Presidensi Area telah menyampaikan beberapa undangan kepada semua anggota di Area Asia, yang di antaranya adalah untuk mengumpulkan Israel ke pertemuan sakramen di mana setiap anggota yang baru maupun yang kembali merasa disambut, dikasihi, dan dibutuhkan. 

 

Bertahun-tahun lalu, semasa kuliah pascasarjana saya, saya harus mengikuti pertukaran siswa ke Monterrey Meksiko selama beberapa bulan. Untuk menghemat uang, keluarga kami memutuskan untuk mengendarai mobil dari Provo, Utah ke Monterrey, perjalanan empat hari dan sejauh 1.500 mil. Bagian yang paling menantang dari seluruh perjalanan itu adalah 150 mil terakhirnya. Segera setelah kami melintasi perbatasan Meksiko, semua yang familier—tanda jalan, makanan, bahasa, budaya—lenyap, yang menyebabkan perasaan cemas dan takut menyelimuti diri kami. Itu, paling tidak, bisa dikatakan sungguh merupakan pengalaman yang tidak nyaman dan menakutkan. 

 

Pengalaman Monterrey saya mengingatkan saya akan pengalaman serupa ketika misionaris membawa saya ke pertemuan sakramen untuk pertama kalinya. Seperti banyak orang lain, saya merasa sangat asing dan kikuk, khususnya ketika saya mencermati bahwa saya mengenakan pakaian yang terlalu santai untuk pertemuan-pertemuan tersebut. Saya merasa diberkati bahwa para anggota membuat saya merasa disambut dan nyaman. Segalanya bisa berujung sangat berbeda jika para anggota tidak mengerahkan usaha ekstra dalam menyambut. Jadi, apa yang dapat kita lakukan sebagai anggota lingkungan atau cabang untuk membantu anggota yang baru atau yang kembali merasa disambut, dikasihi, dan dibutuhkan? Berikut ada beberapa asas penting yang telah saya pelajari dari pengalaman saya sendiri dan dari unit-unit yang pernah saya kunjungi dalam beberapa tahun terakhir.


Kita juga merujuk pada membangun iman dan kesaksian dalam hati mereka yang dengannya kita hidup, bekerja, dan melayani.

Presiden Russell M. Nelson

Nilai Jiwa Adalah Besar

Dalam Alma 31, Alma berdoa dengan kesungguhan hati kepada Allah agar dia dan rekan-rekan misionarisnya dapat berhasil menginsafkan orang-orang Zoram kepada Tuhan. Dari doanya, kita dapat dengan mudah mengetahui bahwa Alma memiliki kasih yang besar bagi orang-orang Zoram dan mengenali betapa tak terhingganya nilai dari jiwa-jiwa ini. Sebagaimana diucapkannya: “Lihatlah, ya Tuhan, jiwa-jiwa mereka adalah berharga, dan banyak dari mereka adalah saudara-saudara kami; oleh karena itu, berilah kepada kami, ya Tuhan, kekuatan dan kebijaksanaan agar kami boleh membawa orang-orang ini, saudara-saudara kami, kembali kepada-Mu.”[2] Seperti Alma, ketika kita mengenali “nilai jiwa adalah besar dalam pandangan Allah,”[3] kita akan termotivasi oleh kasih untuk melakukan segalanya semampu kita untuk membantu orang-orang di sekitar kita, khususnya anggota yang baru dan yang kembali, untuk bertahan di jalan perjanjian. 

Tindakan Pelayanan Sederhana

Dua puluh tahun lalu, keluarga kami pindah ke area baru untuk pekerjaan baru saya. Ketika kami menghadiri pertemuan sakramen pada hari Minggu yang pertama, Uskup Petty dengan hangat mengundang kami ke kantornya untuk perbincangan singkat. Hari Minggu berikutnya, ketika kami berjalan memasuki gedung pertemuan, Uskup Petty ada di sana untuk menyambut kami dan menyapa ketiga anak kami dengan namanya masing-masing. Saya saja sering menyebut anak-anak saya dengan nama yang keliru. Tindakan ramahnya yang baik, meskipun terlihat sepele, membuat kami merasa dikasihi dan disambut. Terkadang tindakan pelayanan yang sederhana—senyuman, sambutan, jabatan tangan—adalah yang dibutuhkan untuk memberkati dan membesarkan hati orang lain. Seperti yang Sister Bingham ajarkan, “Kadang-kadang kita berpikir kita harus melakukan sesuatu yang hebat dan heroik agar ‘terbilang’ sebagai melayani sesama kita. Namun tindakan pelayanan sederhana dapat memiliki dampak yang mendalam terhadap orang lain—seperti juga terhadap diri kita sendiri.”[4]  Kita dikelilingi oleh orang-orang yang membutuhkan perhatian kita dan dukungan kita, dan tindakan pelayanan sederhana kita dapat mengubah kehidupan melampaui apa yang kita bayangkan.

Menyambut Teman-Teman ke Sakramen

Upaya Terpadu

Di samping upaya individual, kita hendaknya mengerahkan upaya terpadu untuk menjadikan cabang atau lingkungan kita lebih menyambut dan ramah. Tahun lalu saya berkesempatan mengunjungi sebuah lingkungan. Ketika saya memasuki gedung pertemuan, saya memperhatikan sudah ada beberapa penyambut tamu yang amat ramah di pintu masuk menyambut dan berbicara dengan orang-orang. Setelah pertemuan, uskup memberi tahu saya bahwa lingkungan tersebut terutama memberikan perhatian khusus kepada anggota yang baru dan yang kembali, memastikan bahwa mereka disambut dan tidak akan duduk sendirian di sakramen. Lingkungan itu juga mengerahkan upaya cermat untuk membuat rekomendasi bagi penugasan atau pemanggilan untuk membantu mereka bertumbuh dan merasa dibutuhkan. Sesungguhnyalah, dewan cabang atau lingkungan dapat memainkan peranan esensial dalam membantu mengumpulkan Israel dengan membuat setiap anggota yang baru atau yang kembali merasa disambut, dikasihi, dan dibutuhkan.

Brother dan sister, kita semua diberi tugas tanggung jawab untuk “[menyokong] yang lemah, [mengangkat] tangan yang terkulai, dan [menguatkan] lutut yang lunglai.”[5] Sewaktu kita dengan sungguh-sungguh berdoa seperti Alma, kita akan menerima wahyu dan bimbingan yang dibutuhkan dari Bapa Surgawi kita untuk membantu dalam upaya ini. 

Semoga kita semua menemukan sukacita yang berasal dari pelayanan sakral menyambut anggota kita yang baru dan yang kembali ke pertemuan sakramen, di mana mereka dapat merasakan kasih Juruselamat.

 


[1] Lihat Russell M. Nelson, “Perkenankan Allah Berjaya,” Ensign atau Liahona, November 2020, 92–95.

[2] Alma 31: 35

[3] Ajaran dan Perjanjian 18:10

[4] Jean B. Bingham, “Melayani Sebagaimana Juruselamat Melakukannya,” Ensign atau Liahona, Mei 2018, 104–106.

[5] Ajaran dan Perjanjian 81:5