Pesan Pemimpin Area (Juni 2023)

Membantu Orang Lain untuk Datang dan Menjadi Bagian

Semoga kita semua berusaha untuk menjadi murid sejati Yesus Kristus, dan untuk mengikuti teladan kasih dan pelayanan-Nya dengan membantu orang lain untuk mengalami berkat-berkat menjadi bagian dari keluarga rohani kita.

Penatua Alan C. K. Cheung
Penatua Alan C. K. Cheung Dari Tujuh Puluh

Apakah Anda masih ingat perasaan Anda saat pertama kali menghadiri kebaktian gereja atau pindah ke lingkungan huni baru atau memulai pekerjaan di perusahaan baru?  Bagi banyak orang, pengalaman semacam ini membawa perasaan gembira dan cemas yang bercampur aduk. Saya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan sekelompok orang insaf baru setelah sebuah konferensi pasak di Asia.  Sewaktu mereka berbagi kisah keinsafan mereka, saya merasakan bahwa meskipun gembira, mereka juga merasa cemas mengenai apakah mereka akan diterima dalam Gereja Tuhan.  Izinkan saya menyarankan beberapa asas yang akan membantu kita menyambut orang lain ke dalam Gereja dan membantu mereka merasa menjadi bagian. 

  1. Menjangkau.  Di sebuah pasak yang saya kunjungi beberapa tahun lalu, presidensi pasak menyampaikan ajakan khusus kepada semua pemimpin pasak untuk mengunjungi dan menjangkau anggota baru dan yang kembali aktif, menyapa mereka, dan mengenal mereka secara langsung.  Tindakan-tindakan sederhana, seperti menyapa orang lain dengan senyuman hangat, memperkenalkan mereka kepada anggota lain dalam jemaat, menawarkan untuk duduk bersama mereka selama pertemuan, atau meluangkan waktu untuk dengan tulus mengenal mereka dan minat mereka dapat memberikan kesan yang langgeng serta membantu menciptakan perasaan terhubung dan menjadi bagian.  Penatua Soares telah mengingatkan kita bahwa “[anggota baru] memerlukan saudara lelaki dan perempuan di Gereja yang dengan tulus berminat terhadap mereka, teman-teman yang sejati dan loyal, kepada siapa mereka dapat selalu berpaling, yang akan berjalan mendampingi mereka, dan yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.”[1] 

 


“berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang lebih tinggi dan lebih kudus.”

Russell M. Nelson
  1. Merespek keragaman: Kita juga perlu selalu mengakui dan menghargai keunikan latar belakang, budaya, dan pengalaman orang lain. Ketika saya melayani sebagai misionaris di misi Texas Houston, kami memiliki anggota yang berbahasa Cina, Vietnam, Kamboja, Jepang, Korea, Laos di area tersebut.  Terlepas dari perbedaan budaya dan bahasa mereka, mereka saling merangkul dengan merespek keragaman satu sama lain dan berkontribusi bagi Gereja dengan cara mereka sendiri.  Seperti yang Penatua Robert D. Hales ajarkan, “Kita semua adalah bagian dari komunitas orang suci, kita semua saling membutuhkan, dan kita semua bekerja untuk mencapai gol yang sama.  Siapa pun dari kita dapat mengisolasi diri dari keluarga lingkungan atau cabang kita atas dasar perbedaan kita.  Tetapi kita tidak boleh menutup diri atau mengisolasi diri kita dari kesempatan karena perbedaan yang kita rasakan dalam diri kita sendiri.  Alih-alih, marilah kita berbagi karunia dan bakat kita dengan orang lain, membawa kecemerlangan harapan dan sukacita bagi mereka, dan dengan demikian mengangkat semangat kita sendiri.”[2]  Presiden Nelson juga mengimbau kita dalam Konferensi Umum yang lalu untuk “berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang lebih tinggi dan lebih kudus.”[3]
Membantu Orang Lain untuk Datang dan Menjadi Bagian

 

  1. Bersabar:  Selanjutnya, kita perlu mengenali bahwa perjalanan kerohanian setiap orang itu unik, dan semua itu berkembang dengan kecepatan yang berbeda.  Terkadang kita harus melatih kesabaran dan mendukung sewaktu orang lain menyelidiki iman mereka dan mengembangkan kesaksian mereka sendiri.  Saya bergabung dengan Gereja ketika saya berusia 19 tahun.  Itu bukan transisi yang mudah bagi saya, terutama dalam menguduskan hari Sabat karena banyak teman saya di luar Gereja selalu berkumpul pada hari Minggu.  Saya selamanya bersyukur atas para pemimpin dan anggota yang pengasih, yang cukup sabar untuk membantu saya secara bertahap masuk ke dalam kawanan. Mereka tidak menghakimi! Dalam ceramahnya di Konferensi Umum Oktober 2018, Penatua Soares berbagi sebuah petunjuk bermanfaat untuk membantu anggota baru membuat peralihan mereka ke dalam Gereja.  Dia bertutur, “mengenali penyesuaian dan tantangan dari teman-teman baru kita untuk menjadi anggota keluarga Allah, sebagai saudara lelaki dan perempuan, kita dapat berbagi bagaimana kita telah mengatasi tantangan serupa dalam hidup kita. Ini akan menolong mereka mengetahui bahwa mereka tidak sendirian dan bahwa Allah akan memberkati mereka sewaktu mereka menjalankan iman pada janji-janji-Nya.”

Penutup

Sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, kita memiliki tanggung jawab sakral untuk membantu orang lain, khususnya anggota baru dan yang kembali aktif, merasa mereka “bukan lagi orang asing atau pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang suci.”[4]  Semoga kita semua berusaha untuk menjadi murid sejati Yesus Kristus, dan untuk mengikuti teladan kasih dan pelayanan-Nya dengan membantu orang lain untuk mengalami berkat-berkat menjadi bagian dari keluarga rohani kita.  Karena kita dipersatukan dalam iman dan “satu di dalam Kristus”[5], kita bisa menjadi “kekuatan besar bagi kebaikan di dunia.”[6]

 


[1] Ulisses Soares, “Satu di Dalam Kristus,” Liahona, November 2018.

[2] Robert D. Hales, “Belonging to a Ward Family,” Ensign Maret 1996, 16. 

[3] Russell M. Nelson, “Pembawa Damai Dibutuhkan,” Liahona, Mei 2023.

[4] Efesus 2:19

[5] Galatia 3:28

[6] Ulisses Soares, “Satu di Dalam Kristus,” Liahona, November 2018.