Secara reguler mengenyangkan diri dengan firman Kristus adalah sama pentingnya bagi roh kita sebagaimana makan dan minum bagi tubuh jasmani kita. Meski demikian, kita cenderung untuk lebih bersedia dalam memberi makan tubuh jasmani kita daripada memberi makan roh kita. Itulah salah satu ujian kefanaan.
Makanan Pokok
Sebagaimana sebagian besar negara Asia, nasi adalah makanan pokok di Filipina. Kami makan nasi tiga kali sehari setiap hari. Saya pernah mendapatkan kesempatan untuk meluangkan waktu bersama teman-teman Filipina sewaktu mereka berperan serta dalam pelatihan sepanjang minggu di Utah. Setelah beberapa hari tidak bisa mendapatkan nasi, hampir semua orang mengatakan: “Saya harus makan nasi. Saya tidak kenyang hanya dengan makan roti dan kentang.” Namun saya yakin bahwa mereka tidak kekurangan makanan dan juga tidak kelaparan. Meski demikian, bagi beberapa orang yang tumbuh dengan mengonsumsi nasi setiap makan, sensasi dan kepuasan yang familier dari makan nasi telah hilang. Saya percaya bahwa penelaahan tulisan suci adalah salah satu dari makanan pokok roh kita. Tanpa cara hidup harian dengan menelaah tulisan suci, roh kita tidak akan pernah merasa puas.
“Itu Mulai Menjadi Lezat Bagiku”
Pernahkah Anda merasa bahwa penelaahan tulisan suci terkadang dapat membosankan? Saya pikir kita semua pernah merasa demikian dan mungkin terus memiliki perasaan tersebut sesekali. Jika demikian, bertekunlah dan “[persamakan] segala tulisan suci dengan [kita]” sampai kita mengembangkan kasih baginya.
Mulai dari yang kecil. Terkadang ketika kita menginginkan perubahan, kita ingin itu terjadi segera, dan kita menjadi frustasi. Mengembangkan kebiasaan untuk penelaahan tulisan suci secara reguler tidak terjadi dalam semalam. Itu “baris demi baris, ajaran demi ajaran.” Mungkin Anda memulai dengan membaca selama 15 menit sehari kemudian membangunnya dari sana. Hal yang penting adalah menjadi konsisten. Berkomitmen untuk melakukannya setiap hari tanpa kegagalan. Inilah maksud dari “tantangan 21 hari.” Saya mengajak Anda untuk menerima tantangan ini lagi. Anda akan kagum untuk menemukan bahwa Anda memiliki kapasitas lebih banyak dan hasrat lebih besar untuk “mengenyangkan diri dengan firman Kristus” di akhir dua puluh satu hari itu. Tulisan suci dan perkataan para nabi yang hidup “mulai menjadi lezat bagi [Anda].”
“Jika bahasa tulisan suci pada awalnya tampak aneh bagi Anda, teruslah membaca. Segera Anda akan mengenali keindahan dan kuasa yang ditemukan pada halaman-halaman tersebut”
Presiden Boyd K. Packer
Bahasa Tulisan Suci
Pernahkah Anda merasa bahwa bahasa tulisan suci tampak tidak umum dan sulit untuk dipahami? Presiden Boyd K. Packer menasihati: “Jika bahasa tulisan suci pada awalnya tampak aneh bagi Anda, teruslah membaca. Segera Anda akan mengenali keindahan dan kuasa yang ditemukan pada halaman-halaman tersebut” (Kunci untuk Perlindungan Rohani,” Liahona, November 2013, 27).
Saya ingat masing-masing dari dua cucu saya ketika mereka baru saja belajar mengucapkan beberapa kata. Saya merasa buruk karena tidak dapat memahami mereka! Seolah-olah kata-kata mereka diambil dari bahasa kuno yang sudah punah. Namun, keajaiban dari itu semua adalah bahwa ibu mereka, putri kami, memahami setiap kata karena dia secara terus-menerus bersama mereka dan familier dengan bahasa mereka.
Buku Pedoman
Sebagai misionaris muda, saya mulai menemukan sukacita dan berkat dari penelaahan tulisan suci. Saya menghargai banyak jam yang dialokasikan untuk penelaahan dalam jadwal harian kami. Kami juga diberikan daftar petikan tulisan suci kunci yang kami diimbau untuk menjadi sangat familier dengannya dan, jika memungkinkan, menghafalkannya. Petikan-petikan ini sangat bermanfaat sewaktu kami mengajarkan Injil dan membantu teman-teman kami menyelesaikan kekhawatiran mereka. Saya kemudian belajar bahwa petikan-petikan tulisan suci tersebut bukanlah untuk teman-teman kami saja. Syukurlah, itu telah menjadi potongan-potongan kekuatan dari kebenaran ilahi bagi saya hingga hari ini. Salah satu potongan tersebut termuat dalam surat lembut Rasul Paulus kepada rekan misionaris terkasihnya, Timotius.
“Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
Segala tulisan suci yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
(2 Timotius 3:15–17)
Sebagai pelajar pemula tulisan suci, petikan ini memiliki dampak kuat terhadap saya. Itu memberi kesan bagi saya secara lebih mendalam tentang bagaimana tulisan suci dapat membimbing kita dalam perjalanan kita melewati kefanaan. Itu mengajari saya bahwa selain perasaan indah yang saya dapatkan dari penelaahan, saya juga dapat menerima ilham. Saya dapat menerima koreksi. Saya diberi petunjuk dalam kesalehan dan “menuntun [saya] kepada keselamatan.” Penatua D. Todd Christofferson mengajarkan: “Pada akhirnya, tujuan inti dari segala tulisan suci adalah untuk mengisi jiwa kita dengan iman kepada Allah Bapa dan kepada Putra-Nya, Yesus Kristus.” (“The Blessing of Scripture, Ensign, Mei 2010)
Presiden Russell M. Nelson menuturkan: “Kita semua memerlukan bimbingan sepanjang hidup. Kita memperolehnya paling baik dari kitab-kitab standar dan ajaran para nabi Allah. Dengan upaya yang tekun, kita dapat menggapai bimbingan itu dan menjadi memenuhi syarat bagi semua berkat yang Allah cadangkan bagi anak-anak-Nya yang setia.” (“Living by Scriptural Guidance”, Ensign, November 2000)
Saya bersaksi bahwa kuasa dari tulisan suci akan meresap dalam kehidupan kita jika kita menelaahnya di sepanjang perjalanan fana kita.