Para Rasul Yesus Kristus masa awal memohon kepada Tuhan, “Tambahkanlah iman kami” (Lukas 17:5). Permohonan ini dari para Rasul diajukan dalam bentuk permintaan, barangkali sedang meminta sebuah karunia cuma-cuma akan iman yang lebih besar, tetapi Juruselamat menanggapi dengan mengajarkan sebuah pernyataan dan perumpamaan, memperlakukan permintaan mereka seakan-akan itu adalah sebuah pertanyaan, “Bagaimana kami bisa menambah iman kami?” Seperti para Rasul ini, menambah iman kita kepada Yesus Kristus adalah salah satu kebutuhan terbesar kita dewasa ini.
Mazmur 78 memberikan ringkasan yang baik mengenai belas kasihan yang Allah berikan kepada bangsa Israel, termasuk membawa mereka keluar dari Mesir, memenuhi kebutuhan mereka di padang belantara, dan memberi mereka kepemilikan atas tanah terjanjikan. Itu juga mengisahkan tentang bala tentara yang diperlengkapi untuk berperang tetapi diputarbalikkan di hari pertempuran karena mereka tidak menepati perjanjian Allah, menolak untuk berjalan dalam hukum-Nya, dan melupakan apa yang telah Allah lakukan. Untuk menghindari masalah yang sama, doa adalah salah satu berkat besar yang kita miliki untuk memastikan bahwa kita menepati perjanjian-perjanjian yang telah kita buat dengan Allah, berjalan dengan setia dalam hukum-Nya, dan mengingat apa yang telah Allah lakukan bagi kita.
Doa adalah tindakan dari iman ketika kita dengan tekun mencari Allah. Seperti diajarkan dalam Ibrani 11:6, ketika kita datang kepada Allah dalam doa, kita harus memiliki dua hal. Pertama, iman bahwa Allah benar-benar ada. Kedua, iman bahwa Dia akan mempahalai kita karena Dia peduli dan menanggapi doa-doa kita. Iman ini akan menuntun kita untuk mendekati doa seperti yang dijelaskan oleh Nefi ketika dia berkata, “Aku Nefi, kembali dari berbicara dengan Tuhan.” Saya merasa ini instruktif bahwa Nefi berbicara dengan Tuhan, bukan kepada Tuhan. Deskripsi Nefi tentang berbicara dengan Tuhan menyimpulkan sebuah percakapan dua arah, bukan hanya permohonan satu arah untuk berkat-berkat yang mungkin merupakan pola dari banyak doa-doa kita.
“Apa pun yang akan kamu minta dalam iman, percaya bahwa kamu akan menerima dalam nama Kristus, kamu akan menerimanya.”
Enos 1:15
Seperti dijelaskan, iman dan doa adalah tidak terpisahkan. Jika kita memiliki iman bahwa Allah ada dan berhasrat untuk berkomunikasi dengan kita, kita akan berdoa. Sewaktu kita berdoa, dan berbicara dengan Tuhan, kita secara alami bertumbuh dalam iman ketika kita mengalami kasih, pemeliharaan, dan berkat-berkat Allah.
Iman saya telah bertumbuh ketika saya mengalami hubungan yang tak terpisahkan dari iman dan doa. Saya mengasihi janji Tuhan, “Apa pun yang akan kamu minta dalam iman, percaya bahwa kamu akan menerima dalam nama Kristus, kamu akan menerimanya.” (Enos 1:15).
Putra kami Jace lahir dengan tempurung kepala yang mengalami deformasi, sebuah kondisi yang disebut sagittal synostosis. Tidak seperti bayi normal yang lahir dengan tempurung kepala yang bisa bertumbuh, tempurung Jace sepenuhnya menyatu yang menjadikan mustahil bagi kepalanya untuk bertumbuh. Satu-satunya solusi adalah operasi ketika dia berumur tiga bulan. Operasi itu membutuhkan penghilangan sebuah bagian selebar 2 inci dari tempurung Jace dari dahi ke bagian belakang kepalanya. Operasi ini mengkhawatirkan, tetapi yang sama mengkhawatirkannya adalah Jace tidak boleh makan selama 12 jam sebelum operasi. Kami berpikir bahwa itu adalah mustahil bagi seorang bayi berusia 3 bulan untuk bertahan 12 jam tanpa makanan tanpa ketidaknyamanan dan tangisan ekstrem. Sebagai orang tua yang prihatin, kami hanya bisa berpaling kepada Allah. Kami berdoa dengan iman, berpegang pada janji dalam Enos bahwa apapun yang kami doakan akan dikabulkan. Kami berdoa agar operasi itu akan sukses dan bahwa Jace akan menjadi tenang dan dihibur sewaktu tidak makan untuk 12 jam. Setelah berdoa dengan iman, kami lalu menemukan penghiburan dalam ayat suci, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah” (Mazmur 46:11).
Walaupun Jace biasanya akan bangun dua kali setiap malam untuk menyusu, malam ini Jace tidur sepanjang malam. Dia sangat damai, tenang dan gembira sepanjang pagi walaupun kami tidak memberi dia makan. Kami tiba di rumah sakit dan diberitahu bahwa dokter bedah akan terlambat dua jam. Jace terus menjadi damai, tenang, dan gembira selama penantian dua jam ekstra ini. Akhirnya, setelah 14 jam tanpa makan, tanpa tangisan, atau ketidaknyamanan apapun yang tampak, Jace menerima operasi yang sukses. Ketika saya menyaksikan doa-doa kami dijawab, iman pribadi saya kepada Allah bertumbuh.
Saya mengerti bahwa saya memerlukan iman untuk berdoa, tetapi ketika saya berdoa dan mengalami pahala dari doa, iman saya kepada Allah bertambah. Ini benar-benar merupakan sebuah pola lingkaran – ketika saya menunjukkan iman melalui doa, iman saya lalu bertambah karena saya mengalami kebaikan Allah karena doa-doa saya. Saya bersaksi bahwa iman kita akan bertambah ketika kita berdoa dengan iman.