Pesan Pemimpin Area (April 2025)

Menanggapi Permohonan Nabi Tuhan

Menjauhlah dari bahaya sejauh mungkin.

Penatua Kelly R. Johnson
Penatua Kelly R. Johnson Penasihat Pertama dalam Presidensi Area Asia

Pada bulan Agustus 1968, saya sangat bersemangat untuk menjadi bagian dari reuni keluarga yang diadakan di pegunungan Utah bagian Utara. Saat itu saya baru berusia lima tahun, tatanan pegunungan yang indah ini memberikan petualangan tak terbatas bagi saya dan sepupu-sepupu saya. Ayah saya dan dua paman saya memutuskan untuk meninggalkan reuni selama sehari dan terbang melintasi pegunungan untuk mencari kawanan rusa dan elk (rusa besar) sebagai persiapan untuk musim berburu yang akan datang. Paman saya adalah seorang pilot dan memiliki pesawat kecil bermesin tunggal.

 

Sewaktu ayah saya dan dua paman saya mulai terbang melewati lembah-lembah dan puncak-puncak pegunungan yang indah, mereka menyadari bahwa untuk melihat rusa atau elk, mereka harus terbang cukup rendah. Sewaktu mereka terbang di atas punggung bukit Mt. Elizabeth, pesawat terperangkap dalam aliran udara ke bawah, dan semburan turbulensi udara yang hebat mendorong pesawat jatuh ke tanah. Tentu saja, kecelakaan itu sangat menghancurkan. Paman saya, Stanley, tewas dalam kecelakaan tersebut, sementara Paman David dan ayah saya menderita cedera parah namun selamat. Saya memiliki memori yang jelas tentang momen saya diberi tahu tentang kecelakaan yang mengerikan ini.

 

Investigasi terhadap kecelakaan tersebut menyimpulkan bahwa pilot tidak dapat merespons turbulensi aliran udara turun karena pesawat terbang sangat rendah dan langsung terdorong ke pohon-pohon dan lereng gunung. Sebuah pelajaran tragis mengenai pentingnya untuk menjauh dari bahaya sejauh mungkin.

 

Seperti bencana kecelakaan pesawat, tulisan suci memberikan kejelasan bahwa salah satu taktik konsisten Setan adalah membuat kita merasa aman, percaya diri, dan terkendali sambil mendekati bahaya sedekat mungkin, yang akhirnya memungkinkan Setan menyeret jiwa kita tanpa memberi kita kemampuan untuk kembali.[1]

 


“Sekaranglah waktunya bagi kita untuk menjadikan kemuridan kita sebagai prioritas utama kita.”

Presiden Russell M. Nelson

Kita diajari dalam Kitab Mormon bahwa iblis, “… menuntun mereka di leher dengan seutas tali rami, sampai dia mengikat mereka dengan talinya yang kuat untuk selamanya.”[2] Menurut Ajaran dan Perjanjian, “… demikianlah dia naik dan turun, kian kemari di bumi, berupaya untuk menghancurkan jiwa manusia.”[3]

 

Setan berupaya untuk menggelapkan dan menyesatkan pikiran manusia. Dia berusaha untuk meminimalkan keseriusan dari perbuatan yang salah. Penipuan dan kebohongan adalah alat-alat bantunya. Dia adalah peniru ulung. Semua ini dilakukan dalam upayanya untuk menjerat kita. “Dan demikianlah kita melihat bahwa iblis tidak akan mendukung anak-anaknya pada hari terakhir, tetapi selekasnya menyeret mereka turun ke neraka.”[4]

 

Saat menapaki jalan kehidupan, jika kita terlalu dekat dengan tepian, salah satu dari kita bisa saja diseret turun jika kita gagal untuk berhati-hati. Tuhan memberikan peringatan yang tidak menyenangkan ini, “Tetapi ada suatu kemungkinan bahwa manusia bisa jatuh dari kasih karunia dan meninggalkan Allah yang hidup.”[5]

 

Kita diberkati untuk memiliki seorang nabi Allah yang dapat dengan jelas melihat dan merasakan bahaya di sekitar kita. Dalam setiap pesannya di Konferensi Umum, Presiden Nelson telah memberikan arahan penting untuk membantu kita menghindari bahaya rohani. Apa yang telah Presiden Nelson ajarkan kepada Anda untuk membantu menghindari bahaya rohani? Bagi saya, ajaran-ajaran berikut ini telah memberikan dampak yang signifikan.

 

Menanggapi Permohonan Nabi Tuhan

Presiden Nelson telah mengajarkan, “Brother dan sister terkasih, ini adalah zaman akhir. Jika Anda dan saya ingin bertahan dari bahaya dan tekanan yang akan datang, adalah penting bahwa kita masing-masing memiliki landasan rohani yang kukuh yang dibangun di atas batu karang Penebus kita, Yesus Kristus.”[6] Presiden Nelson melanjutkan, “Tuhan telah menyatakan bahwa terlepas dari tantangan saat ini yang belum pernah terjadi sebelumnya, mereka yang membangun landasan mereka di atas Yesus Kristus, dan telah belajar bagaimana memanfaatkan kuasa-Nya, tidak perlu menyerah pada kecemasan unik di era ini.”[7]

 

Dengan kejelasan mutlak, Presiden Nelson telah mengajarkan kita cara menghindari agar Setan tidak menyeret kita jatuh dan cara membangun landasan rohani kita di atas Yesus Kristus. Presiden Nelson bertutur, “Saya memohon kepada Anda hari ini untuk melawan bujukan dunia dengan menyediakan waktu bagi Tuhan dalam kehidupan Anda—setiap hari.”[8] “Sekaranglah waktunya bagi kita untuk menjadikan kemuridan kita sebagai prioritas utama kita.”[9] “Saya mendesak Anda untuk menyediakan waktu setiap minggu—selama sisa kehidupan Anda—untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang Pendamaian Yesus Kristus.”[10] “Jadi hari ini saya berseru kepada Anda untuk mendedikasikan ulang kehidupan Anda kepada Yesus Kristus.”[11]

 

Sama seperti terbang terlalu rendah menyebabkan paman saya tidak mampu bereaksi sebagai pilot terhadap bahaya turbulensi aliran udara ke bawah, Setan berusaha menggoda kita untuk berjalan mendekati tepian agar dia bisa menyeret kita jatuh. Kita dapat menghindari bahaya ini dengan menanggapi permohonan Nabi terkasih kita dengan meluangkan waktu untuk Tuhan dan dengan memastikan bahwa landasan rohani kita dibangun dengan kukuh di atas batu karang Penebus kita, Yesus Kristus.

 


[1] Helaman 5:12, 2 Nefi 1:13, Helaman 7:16.

[2] 2 Nefi 26:22.

[3] Ajaran dan Perjanjian 10:27.

[4] Alma 30:60.

[5] Ajaran dan Perjanjian 20:32.

[6] “Bait Suci dan Landasan Rohani Anda,” Presiden Russell M. Nelson, 3 Oktober 2021.

[7] “Bait Suci dan Landasan Rohani Anda,” Presiden Russell M. Nelson, 3 Oktober 2021.

[8] “Menyediakan Waktu bagi Tuhan,” Presiden Russell M. Nelson, 3 Oktober 2021.

[9] “Tuhan Yesus Akan Datang Lagi,” Presiden Russell M. Nelson, Oktober 2024.

[10] “Tuhan Yesus Akan Datang Lagi,” Presiden Russell M. Nelson, Oktober 2024.

[11] “Tuhan Yesus Akan Datang Lagi,” Presiden Russell M. Nelson, Oktober 2024.