Pesan Pemimpin Area (Juni 2025)

Menemukan Sukacita dalam Injil Yesus Kristus

Sukacita sejati berlangsung sepanjang kekekalan

Penatua Steve Yang
Penatua Steve Yang Dari Tujuh Puluh

Saya ingat bahwa tepat sehari sebelum saya pertama kali bertemu dengan para misionaris, saya sedang berada di titik rendah dalam kehidupan saya. Karena tidak ada yang bisa saya lakukan, saya berkeliling di dekat rumah saya dan melihat seorang anak lelaki seusia saya—berusia 18 tahun—mengendarai sepedanya, bersiul, dan dengan gembira mengantarkan nasi. Pada saat itu, saya berpikir, “Saya berharap saya dapat menjadi bahagia seperti dia.” Mungkin Allah mendengar keinginan saya, karena esok harinya, saya bertemu dengan para misionaris. Sukacita yang mereka bawa kepada saya melampaui kehidupan ini—itu adalah sukacita yang berlangsung sepanjang kekekalan.

 

Sebelum saya bergabung dengan Gereja, saya pikir saya tahu apa kebahagiaan itu. Memiliki uang untuk membeli apa yang saya inginkan, bepergian ke tempat-tempat yang ingin saya kunjungi, menghabiskan waktu bersama teman-teman dekat, memiliki keluarga atau pasangan yang penuh kasih, dan segala sesuatu berjalan lancar tanpa kekhawatiran, itulah yang saya yakini sebagai definisi dari kebahagiaan. Tetapi baru setelah saya pergi misi, saya benar-benar memahami apa arti kebahagiaan. Saya menemukan rahasia sukacita sejati. Tanpa diduga, terlepas dari frustrasi, kekecewaan, dan kesulitan pekerjaan misionaris, saya menemukan kebahagiaan sejati dalam melayani orang lain. Saya dapat dengan jujur mengatakan bahwa dua tahun tersebut termasuk yang paling membahagiakan dalam kehidupan saya, karena pikiran dan usaha saya terfokus untuk membantu orang lain dan melayani Allah, daripada kepada diri saya sendiri.


“Ya, … Tuhan memberiku sukacita yang amat besar dalam buah kerjaku.”

Alma 36:25

Sebagaimana Alma 36:25 menyatakan, “Ya, … Tuhan memberiku sukacita yang amat besar dalam buah kerjaku.” Sukacita yang ditemukan dalam Injil Yesus Kristus berbeda dengan kebahagiaan yang dunia tawarkan. Sukacita yang ditemukan dalam Kristus dibangun melalui pencobaan, pergumulan, pengorbanan, iman, kesaksian, perjanjian, dan kepatuhan.

 

Dalam tulisan suci, makna sukacita sering melampaui kepuasan sementara atau kebahagiaan sesaat. Kita belajar dari tulisan suci bahwa sukacita adalah atribut ilahi. Ketika kita akhirnya kembali untuk hidup bersama Allah, sukacita yang kita terima akan lengkap, lebih dalam, dan lebih langgeng daripada kesenangan atau kegembiraan apa pun yang dapat dunia ini tawarkan. Yang terpenting, itu adalah sukacita yang mengangkat jiwa dan mengubah kehidupan.

 

Selama empat puluh tahun terakhir sejak bergabung dengan Gereja, saya telah menemukan sukacita dalam memercayai Allah terlepas dari perasaan tidak mampu dan putus asa sewaktu memenuhi pemanggilan saya. Saya telah mengalami sukacita melalui ketaatan terhadap perintah-perintah Allah, bahkan di saat-saat kelemahan dan frustrasi. Saya telah merasakan sukacita dalam mengikuti Allah, terlepas dari tekanan dan tantangan dalam merawat keluarga saya. Semua sukacita ini berasal dari Pendamaian Kristus. Hanya melalui penderitaan dan pengurbanan-Nya, sukacita yang manis dan mendalam seperti itu dapat dimungkinkan.

Menemukan Sukacita dalam Injil Yesus Kristus

Tuhan memberikan janji yang indah kepada semua yang berupaya untuk mengikuti-Nya, “Sesungguhnya, sesungguhnya, Aku berfirman kepadamu, Aku akan memberi kepadamu dari Roh-Ku, yang akan menerangi pikiranmu, yang akan mengisi jiwamu dengan sukacita” (Ajaran dan Perjanjian 11:13).

 

Saya akan senantiasa bersyukur untuk sukacita yang telah dibawa oleh Injil Yesus Kristus ke dalam kehidupan saya. Itu adalah sukacita yang memperkuat saya untuk berubah, sukacita yang dipenuhi dengan rasa syukur serta pengharapan, dan sukacita yang memberikan saya keyakinan akan kehidupan yang akan datang. Sukacita ini telah memperdalam kesaksian saya tentang Kristus dan telah memperkuat iman saya kepada Allah. Dalam nama Yesus Kristus, amin.