Pesan Pemimpin Area (September 2025)

Wewenang, Kunci, dan Kuasa Imamat

Wewenang imamat diterima melalui penahbisan. Kita mendapatkan kuasa surga dengan menaati perjanjian-perjanjian sakral.

Penatua Nithya K. Sunderraj
Penatua Nithya K. Sunderraj Tujuh Puluh Area, Area Asia

Wewenang Imamat

“Imamat adalah wewenang dan kuasa Allah. Melalui imamat, Bapa Surgawi merampungkan pekerjaan-Nya untuk ‘mendatangkan kebakaan dan kehidupan kekal bagi manusia (Musa 1:39)’”1 Kuasa surgawi terhubung dengan kunci-kunci imamat untuk mengarahkan pekerjaan Allah akan keselamatan dan permuliaan. Allah sangat mengasihi anak-anak-Nya tanpa syarat. Untuk alasan inilah Dia mengutus Putra Tunggal-Nya untuk menyelamatkan kita semua, “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”2 Untuk membantu semua anak Allah menerima janji-Nya, menjelang akhir pelayanan fana-Nya, Kristus menjanjikan kunci-kunci imamat kepada Petrus, karena Dia tahu bahwa imamat dibutuhkan oleh para rasul-Nya untuk mengarahkan pekerjaan setelah kenaikan-Nya ke surga. “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di bumi akan terikat di surga.”3

 

Sejak saat itu wewenang dan kunci-kunci imamat telah dianugerahkan kepada para pria melalui perwakilan Allah yang berwenang. Utusan Tuhan, Yohanes Pembaptis, yang memegang kunci-kunci ini, memulihkan imamat Harun kepada Nabi Joseph Smith dan Oliver Cowdery pada 15 Mei 1829. Kemudian diikuti pemulihan kunci-kunci Imamat Melkisedek oleh Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Pada 3 April 1836, Musa menganugerahkan kunci-kunci kerajaan untuk “pengumpulan Israel.” Elias menyerahkan kunci-kunci dispensasi Injil Abraham, dan Elia menyerahkan kuasa pemeteraian untuk mengumpulkan Israel di kedua sisi tabir. Nabi Joseph Smith adalah alat dan bejana yang dipilih untuk menerima berkat-berkat ini dan membantu melanjutkan pekerjaan Allah untuk dispensasi ini.


“Melalui tata cara-tata cara darinya … kuasa keallahan dinyatakan.”

Ajaran dan Perjanjian 84:20

Kunci-Kunci Imamat

“Para pemimpin Tuhan yang terpilih menerima kunci-kunci imamat untuk mengatur dan mengarahkan pekerjaan-Nya. Para anggota Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul memegang semua kunci yang diperlukan untuk mengatur Gereja. Hanya Presiden Gereja yang memiliki hak untuk menjalankan semua kunci ini. Dia mendelegasikan kunci-kunci ini kepada orang-orang lain yang memimpin di Gereja seperti presiden bait suci, presiden misi, presiden pasak, presiden distrik, uskup, presiden cabang, dan presiden kuorum, termasuk para diaken dan pengajar kuorum imamat.”4

Pada tahun 2019, saya berkesempatan mengunjungi Bait Suci Roma, Italia dan mengalami momen pemelajaran istimewa. Sewaktu saya mendekati patung-patung dua belas rasul yang terletak di pusat pengunjung, saya melihat kunci-kunci di tangan rasul Petrus. Saya dengan bersemangat mengamati para misionaris di sekitar saya menjelaskan tentang kunci-kunci yang diterima rasul kepala dari Yesus Kristus. Mereka juga menjelaskan pentingnya kunci-kunci imamat yang dipegang Presiden Nelson, bagaimana Tuhan mengarahkan pekerjaan-Nya melalui para nabi yang ditunjuk-Nya, dan bahwa kunci-kunci diberikan untuk meneruskan pekerjaan-Nya.

 

Mereka menanyakan tentang pemanggilan saya, meminta saya untuk memegang kunci-kunci itu, dan mengingatkan saya tentang kunci-kunci imamat seorang Presiden Pasak. Sebuah pemelajaran yang mendalam terjadi pada saya; bagaimana wewenang dan kunci-kunci imamat diberikan kepada para pria untuk mengatur pekerjaan-Nya.

Wewenang, Kunci, dan Kuasa Imamat

Kuasa Imamat

Untuk menjalankan kuasa imamat, seseorang harus hidup dalam kepatuhan, yang berarti berjalan di jalan perjanjian sebagaimana diajarkan oleh Presiden Nelson. “Melalui tata cara-tata cara darinya … kuasa keallahan dinyatakan.”5 Wewenang imamat diterima melalui penahbisan. Kita memperoleh kuasa surga dengan menaati perjanjian-perjanjian sakral dan “oleh karena itu segala yang Bapa-Ku miliki akan diberikan kepadanya.”6

Tidak hanya pria yang memperoleh kuasa imamat. Para sister berhak menerima berkat-berkat melalui tata cara dan perjanjian sakral yang dibuat di bait suci. Melalui kuasa imamat seseorang dapat meningkatkan pemanggilan dan mengalami mukjizat dalam kehidupan mereka sendiri dan orang-orang yang mereka layani. Yang terutama, kewajiban seorang pemegang imamat adalah melayani di dalam keempat dinding rumahnya. “Biarlah sanubarimu juga penuh kasih amal terhadap semua orang, dan kepada kaum beriman.”7 Para anggota keluarga kita sendiri hendaknya mengenali dan merasakan berkat-berkat imamat. Tata tertib imamat diajarkan dan dijelaskan dengan baik: pertama Menyediakan, Melindungi, dan kemudian Memimpin. Jika ada yang bertentangan di rumah dengan tata tertib ini atau dalam tugas pengawasan yang ditetapkan kepada kita “kita berupaya untuk menutupi dosa-dosa kita, atau untuk memuaskan kesombongan kita, ambisi kita yang sia-sia, atau untuk menjalankan kendali atau kekuasaan atau tekanan ke atas jiwa-jiwa anak-anak manusia, dalam tingkatan ketidaksalehan apa pun, lihatlah surga menarik dirinya; Roh Tuhan dipilukan; dan ketika itu ditarik, tamatlah imamat atau wewenang orang itu.”8

Saya bersaksi bahwa Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus telah memercayakan imamat kepada semua pria untuk membantu-Nya dalam pekerjaan keselamatan dan permuliaan. Kita berkewajiban untuk menjalankan wewenang dan kunci-kunci imamat dalam kebaikan dan dengan segala kerendahhatian untuk menyaksikan kuasa dan mukjizat-Nya yang tak tertandingi dalam kehidupan orang-orang yang kita layani.

 

  1. Buku Pegangan Umum: Melayani di Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, 3.0, ChurchofJesusChrist.org
  2. Yohanes 3:16
  3. Matius 16:19
  4. Priesthood Keys [Kunci-Kunci Imamat],” New Era, Mei 2012
  5. Ajaran & Perjanjian 84:20
  6. Ajaran & Perjanjian 84:38
  7. Ajaran & Perjanjian 121:45
  8. Ajaran & Perjanjian 121:37