
Kuasa Abadi dari Perjanjian
Sewaktu saya masih seorang anak berusia delapan tahun, saya sangat ingat kegembiraan akan antisipasi yang menuntun pada pembaptisan saya. Saya memiliki harapan yang tinggi, sungguh-sungguh percaya bahwa saya akan merasakan sesuatu yang besar dan langsung. Ketika perasaan yang jelas dan nyata itu tidak datang, saya sedikit bingung. Saya pikir saya mengharapkan berkat instan; perubahan langsung. Ketika merenungkan pembaptisan saya lebih dari 50 tahun yang lalu dan segala sesuatu yang telah terungkap sejak saat itu, sekarang saya memahami semuanya dengan jauh lebih jelas.
Pengalaman memasuki perjanjian pembaptisan, bersama dengan banyak perjanjian yang telah saya buat dengan Tuhan sejak saat itu, telah menjadi dasar dari berkat terbesar dalam kehidupan saya. Ini bukan tentang perasaan atau perubahan yang langsung dan luar biasa, tetapi tentang kuasa yang mendalam yang secara diam-diam dan konsisten terungkap dalam kehidupan saya. Kini saya benar-benar menyadari kuasa dan berkat besar yang datang kepada saya, bukan dari satu momen saja, tetapi dari pilihan-pilihan sederhana dan penuh iman yang saya buat setiap kali saya menyampaikan kepercayaan saya kepada Tuhan melalui tindakan tak terhitung dalam membuat dan menepati perjanjian.
Perjanjian Adalah Kemitraan: Ketika kita membuat perjanjian dengan Tuhan kita memasuki hubungan yang sakral. Kita berjanji untuk menjalankan iman, berupaya untuk mematuhi perintah-perintah-Nya, dan berupaya dengan penuh ketekunan untuk membuat pilihan yang saleh. Sebagai balasannya, kita diberkati dengan bimbingan, kekuatan, dan dukungan terkasih-Nya dalam segala keadaan kehidupan. Presiden Russell M. Nelson mengajarkan bahwa hubungan perjanjian dengan Allah, “memperkenankan Dia untuk memberkati dan mengubah kita .... Jika kita membiarkan Allah berjaya dalam kehidupan kita, perjanjian itu akan menuntun kita semakin lebih dekat kepada-Nya.” (“Perjanjian Abadi,” Liahona, Oktober 2022)
Hubungan perjanjian dengan Allah, “memperkenankan Dia untuk memberkati dan mengubah kita .... Jika kita membiarkan Allah berjaya dalam kehidupan kita, perjanjian itu akan menuntun kita semakin lebih dekat kepada-Nya.”
President Russell M. Nelson
Transformasi Bertahap: Pertumbuhan dan perubahan yang datang dari perjanjian sering kali adalah sebuah proses pemurnian. Seperti sungai yang membelah ngarai, upaya yang terus-menerus dan hati yang bersedia untuk dibimbing oleh Roh secara bertahap membentuk kita menjadi seperti yang Tuhan kehendaki. Transformasi ini mungkin tampak halus dari hari ke hari, tetapi menjadi nyata seiring berlalunya tahun dan dekade. Saya mungkin tidak langsung merasa berbeda setelah pembaptisan saya, namun pilihan-pilihan yang saya buat karena perjanjian itu, setiap hari, jelas membawa pertumbuhan besar dalam kehidupan saya.
Kedewasaan Rohani: Perjalanan saya dari anak berusia 8 tahun yang mengharapkan perubahan langsung menjadi orang dewasa yang mengenali berkat jangka panjang yang mendalam mencerminkan kedewasaan rohani yang berkembang. Seiring waktu dan pengalaman, kita masing-masing dapat belajar mengenali tangan Tuhan dalam kehidupan kita dengan cara yang lebih halus. Kita mulai melihat bagaimana tindakan kesetiaan yang tampaknya kecil, yang berakar pada perjanjian kita, membawa hasil yang signifikan.

Berkat Melimpah dari Menepati Perjanjian
Setiap perjanjian yang saya buat sejak pembaptisan saya telah menambah simpanan berkat, pengetahuan, dan kuasa rohani. Bukan hanya satu perjanjian, tetapi pola menepati perjanjianlah yang benar-benar membuka pintu berkat dari surga dalam kehidupan saya. Sewaktu saya merenungkan perjanjian-perjanjian saya, saya melihat belas kasih Tuhan memberi saya:
- Keberanian untuk memilih melayani misi, menikah di bait suci, dan memiliki anak;
- Iman untuk terus mencoba bahkan berhadapan dengan kegagalan karier saya;
- Kasih tanpa syarat untuk anak-anak saya meskipun mereka menyimpang;
- Kekuatan untuk mengampuni rekan bisnis yang menipu saya;
- Harapan akan pengampunan melalui kurban pendamaian Juruselamat yang memperkenankan saya terus bertobat terlepas dari kelemahan saya;
- Kedamaian untuk menghadapi kematian orang tua saya.
Raja Benyamin mengajarkan, “Dan selain itu, aku berhasrat agar kamu hendaknya mempertimbangkan akan keadaan yang diberkati dan bahagia dari mereka yang menaati perintah-perintah Allah. Karena lihatlah, mereka diberkati dalam segala hal, baik duniawi maupun rohani; dan jika mereka bertahan setia sampai akhir mereka diterima ke dalam surga, agar dengan demikian mereka boleh berdiam bersama Allah dalam suatu keadaan kebahagiaan yang tak pernah berakhir” (Mosia 2:41).
Meskipun masih banyak yang belum saya pahami, ini saya tahu dengan pasti: Allah memiliki kasih yang istimewa bagi mereka yang membuat perjanjian dengan-Nya, bagi mereka yang setiap hari memilih untuk melayani-Nya dan anak-anak-Nya, dan bagi mereka yang berupaya menjadi seperti-Nya. Saya sangat bersyukur atas orang tua saya yang bijaksana dan teladan saleh mereka dalam memasuki air pembaptisan yang telah menetapkan jalan bagi saya untuk diikuti. Karena perjanjian ini dan berkat nyata yang saya lihat dalam kehidupan saya dari upaya untuk menepatinya, saya tahu Tuhan hidup dan mengasihi saya dengan belas kasih yang lembut. Hati saya adalah milik-Nya dan saya memilih setiap hari untuk bertindak dalam iman, mengikuti teladan ilahi-Nya.