Pesan Kepemimpinan Area Asia (Desember 2025)

Berpegang pada Visi Kekekalan

Keluarga yang bersatu dalam iman mungkin bergumul, tetapi Tuhan selalu menuntun mereka maju.

Oleh Penatua Bunhuoch Eng
Oleh Penatua Bunhuoch Eng Tujuh Puluh Area, Area Asia

Kamboja telah melewati banyak perang saudara yang tragis. Saya lahir tepat setelah konflik berakhir. Kehidupan sulit dan makanan terbatas sewaktu orang tua saya bergumul untuk membesarkan delapan orang anak. Terkadang, saya bertanya-tanya apa kiranya yang tersedia bagi masa depan saya dalam kondisi seperti itu.

Tahun1998, kehidupan saya berubah ketika saya bergabung dengan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Saya dibaptis satu tahun sebelum menyelesaikan SMA. Karena tidak adanya sumber keuangan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, saya memilih untuk melayani misi penuh waktu. Sementara melayani, mata rohani saya terbuka. Saya menjadi paham akan rencana kekal Allah bagi anak-anak-Nya dan bagaimana saya dapat bersiap untuk membangun keluarga kekal saya sendiri.

Kebenaran rohani dari Injil yang dipulihkan memperkenankan saya untuk mengetahui bahwa suatu hari saya akan menikah di bait suci dan dimeteraikan kepada istri dan anak-anak saya selamanya. Saya membayangkan kami pergi ke gereja bersama, menyanyikan nyanyian pujian bersama, menelaah Injil bersama, dan suatu hari mengirimkan anak-anak saya ke ladang misi dan kemudian melihat mereka memulai keluarga mereka sendiri dimeteraikan di bait suci yang kudus. Betapa suatu visi yang indah yang saya miliki bagi keluarga kami. Saya berharap semua orang memiliki visi semacam ini.

Mimpi saya mulai digenapi pada tahun 2005, ketika saya dimeteraikan kepada seorang wanita cantik di Bait Suci Hong Kong, Tiongkok. Sejak itu, jalan kekekalan telah menjadi lebih jelas. Tuhan telah memberkati kami dengan lima putra yang penuh energi.

Meskipun visi kekekalannya indah, perjalanannya tidaklah mudah. Menjaga keseimbangan tanggung jawab sebagai presiden pasak, manajer pabrik, dan ayah dari lima putra yang aktif cukup membuat kewalahan. Para putra kami penuh energi—selalu berlarian, memanjat, dan bergumul. Mereka sering memecahkan barang, menumpahkan makanan, dan membuat rumah porak-poranda. Suatu hari, ketika istri saya dan saya sedang sibuk, mereka menyumbat wastafel dapur, membiarkan air mengalir hingga membanjiri ubin, menambahkan sabun untuk meluncur kian kemari dan dengan bangga berkata, “Kami membuat kolam renang!”


“Keluarga kita adalah fokus dari pekerjaan terbesar dan sukacita kita dalam kehidupan ini; akan demikianlah adanya sepanjang segala kekekalan, ketika kita dapat mewarisi takhta, kerajaan, pemerintahan, … kekuatan, kekuasaan, … permuliaan dan kemuliaan”

Presiden Russell M. Nelson

Penelaahan tulisan suci keluarga dapat menantang sewaktu anak-anak saling menggoda dan menguji kesabaran kami. Pada hari Minggu, sementara saya duduk di mimbar, istri saya mengatur anak-anak di antara jemaat. Mereka merangkak ke bawah bangku, menarik-narik kaki orang, dan terkadang berteriak atau menangis dengan keras. Istri saya sering merasa malu dan terkuras tenaganya. Suatu hari dia berkata kepada saya, “Saya ingin merasakan roh dan belajar sesuatu. Tetapi sebagian besar waktu ketika saya di gereja, saya tidak belajar apa pun dan merasa frustrasi dengan anak-anak kita. Terkadang saya bertanya-tanya mengapa kita tetap pergi.”

Di saat-saat seperti itu, saya memikirkan perjalanan Lehi di padang belantara. Mereka mengalami banyak masalah, tetapi Tuhan menjanjikan, “Aku akan juga menjadi terangmu di padang belantara; … sejauh kamu akan menaati perintah-perintah-Ku kamu akan dituntun menuju tanah terjanjikan.”1 Keluarga yang bersatu dalam iman mungkin bergumul, tetapi Tuhan selalu menuntun mereka maju.

Family scripture study

Raja Benyamin menasihati para orang tua untuk “Mengajari [anak-anakmu] untuk berjalan di jalan kebenaran dan kesungguhan; … untuk saling mengasihi, dan untuk saling melayani.”2 Tuhan juga memerintahkan kita untuk “membesarkan anak-anakmu dalam terang dan kebenaran.”3 Ajaran ini mendukung kami ketika kehidupan keluarga terasa membuat kewalahan.

Berkat dari ketekunan menjadi nyata suatu hari ketika putra sulung saya berbicara di konferensi pasak. Dia berkata, “Sebagai seorang pemegang imamat, saya akan menggunakan imamat saya untuk memberkati orang lain, seperti yang ayah saya lakukan.” Mata saya berlinang air mata sukacita. Saya memahami mengapa kami terus berusaha maju, meskipun itu sulit. Hari ini dia melayani dengan setia di Misi Spanyol Madrid Selatan. Adik-adiknya mempersiapkan dan mengedarkan sakramen setiap minggu. Putra kedua kami sedang bersiap untuk melayani misinya dalam waktu dekat.

Presiden Russell M. Nelson telah mengatakan, “Keluarga kita adalah fokus dari pekerjaan terbesar dan sukacita kita dalam kehidupan ini; akan demikianlah adanya sepanjang segala kekekalan, ketika kita dapat mewarisi takhta, kerajaan, pemerintahan, … kekuatan, kekuasaan, … permuliaan dan kemuliaan”4 Janji itu memberikan saya kekuatan untuk terus mengajar dan menuntun keluarga saya ke gereja dan bait suci.

Family Prayer

Istri saya dan saya terus melanjutkan pergi ke gereja minggu demi minggu, bahkan dengan anak-anak yang bising dan tidak bisa diam. Karena kami berusaha untuk menjaga Injil di pusat keluarga kami, saya sekarang dapat melihat hasil dari upaya itu. Saya melihat itu dalam diri putra-putra kami yang dengan layak mengedarkan sakramen, dalam putra misonaris saya yang setia melayani dengan sukacita, dan dalam kesaksian yang bertumbuh dari anak-anak kami yang lebih kecil. Tuhan telah memperlihatkan kepada saya bahwa setiap pengurbanan, setiap hari Minggu yang melelahkan, dan setiap penelaahan tulisan suci adalah sepadan, karena Injil-Nya sungguh memberkati keluarga.

Saya tahu bahwa ketika keluarga beribadat bersama di gereja, mereka mengundang Roh ke dalam rumah mereka, memperkuat persatuan mereka, dan tumbuh semakin dekat kepada Kristus. Tuhan menjanjikan meningkatnya kasih, kedamaian, dan perlindungan. Perjanjian mereka diperbarui, dan anak-anak dipelihara dalam iman, memastikan berkat-berkat saat ini dan untuk kekekalan. Jika kita melanjutkan untuk merangkul Injil dalam keluarga kita, Tuhan akan menggandakan upaya kita. Sama seperti “Tuan kebun anggur itu bekerja”5 bersama para hambanya, Juruselamat akan membantu kita melalui pergumulan kita menuju ke kekekalan dengan pengharapan dan sukacita.

 

  1. 1 Nefi 17:13
  2. Mosia 4:15
  3. Ajaran dan Perjanjian 93:40
  4. Presiden Russell M. Nelson, “Set in Order Thy House,” Conference Report, Oktober 2001
  5. Yakub 5:72