Membesarkan Anak-Anak yang Berpusat pada Kristus

Membesarkan Anak-Anak yang Berpusat pada Kristus

Saya mendukung Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul sebagai nabi, pelihat dan pewahyu. Saya memberikan kesaksian bahwa mereka dipanggil oleh Tuhan. “Mengajar dengan cara Juruselamat” diwahyukan kepada mereka untuk menolong para orangtua dan wali dari keluarga-keluarga individu belajar cara untuk membesarkan anak-anak yang berpusat pada Kristus dalam rumah mereka masing-masing.

Presiden Henry B. Eyring mengatakan “Tanggung jawab imamat kita adalah untuk menempatkan keluarga kita dan keluarga-keluarga mereka yang berada di sekitar kita pada pusat keprihatinan kita.”1

“Tanggung jawab imamat kita adalah untuk menempatkan keluarga kita dan keluarga-keluarga mereka yang berada di sekitar kita pada pusat keprihatinan kita

Saya mengimbau semua pemegang imamat untuk memahami bahwa “Setiap upaya imamat dan setiap tata cara imamat dimaksudkan untuk membantu anak-anak Bapa Surgawi diubah melalui Pendamaian Yesus Kristus untuk menjadi para anggota dari unit-unit keluarga yang disempurnakan. Itu sesuai bahwa “pekerjaan besar dari setiap orang adalah untuk memercayai Injil, menaati perintah-perintah, dan menciptakan serta menyempurnakan unit keluarga kekal.”2

Setiap upaya imamat dan setiap tata cara imamat dimaksudkan untuk membantu anak-anak Bapa Surgawi diubah melalui Pendamaian Yesus Kristus untuk menjadi para anggota dari unit-unit keluarga yang disempurnakan. Itu sesuai bahwa “pekerjaan besar dari setiap orang adalah untuk memercayai Injil, menaati perintah-perintah, dan menciptakan serta menyempurnakan unit keluarga kekal.”

Saya menghargai dan menghormati individu-individu yang datang dari latar belakang, lingkungan, dan keadaan hidup yang berbeda. Karena iman yang sama kepada Yesus Kristus, kita diajari untuk membesarkan anak-anak di rumah kita dengan iman—serta mengajar mereka dengan cara Juruselamat.

—      Kasihi anak-anak yang kita asuh: Mungkin ada saatnya anak-anak kita tidak patuh dan tidak memiliki hasrat untuk mengikuti atau bahkan mengabaikan ajaran Kristus. Kita sebagai orangtua dan wali, harus memenuhi hati kita dengan kasih seperti Kristus dan mengupayakan setiap cara untuk membantu mereka belajar tentang Kristus dan datang kepada-Nya. Kasih hendaknya menjadi alasan dan motivasi bagi pengajaran kita.3 Kita dapat mempelajari ini dari Nabi Lehi yang mengajar anak-anaknya dalam Kitab Mormon4 dan juga perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Perjanjian Baru.5

     Ajari anak-anak kita melalui Roh: “Hanya melalui Roh Kudus kita dapat mencapai tujuan akhir pengajaran Injil—untuk membangun iman kepada Yesus Kristus dan membantu [anak-anak kita] menjadi seperti Dia. Roh Kudus memberikan kesaksian tentang kebenaran, Dia bersaksi tentang Kristus, dan Dia mengubah hati.”6 Kita sebagai orangtua dan wali dapat menjadi alat dalam tangan Allah untuk membantu anak-anak kita belajar melalui Roh serta menolong mengundang pengaruh Roh ke dalam kehidupan mereka. Praktik terbaik adalah memimpin anak-anak kita dalam doa setiap hari dan penelaahan tulisan suci termasuk majalah Liahona.

     Ajari anak-anak kita ajaran Kristus: Kita mendorong anak-anak kita untuk mempelajari tentang Kristus dan ajaran-Nya. Kita mengajarkan kepada mereka bahwa “Manusia harus mengikuti Kristus, dibaptiskan, menerima Roh Kudus, dan bertahan sampai akhir untuk diselamatkan.”7 Para orangtua dan wali juga membantu anak-anak mereka supaya dapat mengatakan di dalam hati mereka secara diam-diam seperti Nefi dalam Kitab Mormon “Karena jiwaku senang akan kegamblangan; karena menurut cara ini Tuhan Allah bekerja di antara anak-anak manusia.”8 Mereka juga mengilhami anak-anak mereka untuk memahami bahwa kehidupan kekal akan datang kepada mereka yang mematuhi perintah-perintah Tuhan setelah menerima pembaptisan.

       Ajaklah anak-anak kita untuk dengan tekun belajar: Adalah benar dalam kehidupan pribadi saya bahwa “Belajar dengan melakukannya adalah guru yang terbaik.” Para orangtua dan wali yang sungguh-sungguh terlibat tidak akan puas ketika anak-anak mereka hanya mendengarkan apa yang mereka katakan, tetapi mereka akan bertindak dengan iman dan ketekunan. Ketika kita mengajar anak-anak kita, kita bertanya kepada diri kita “Apa yang akan anak-anak kita lakukan untuk belajar?” Dan “bagaimana kita dapat mengilhami mereka untuk bertindak?”9 Aristotle pernah berkata, “Bagi hal-hal yang kita perlu pelajari sebelum kita melakukannya, kita pelajari dengan melakukannya.”10 Saya tahu bahwa kita semua berusaha menuju keselamatan pribadi dan bersama selamanya sebagai keluarga kekal. Kita terus mengajari anak-anak kita untuk belajar dengan tekun sebagaimana “Peserta didik seumur hidup adalah pemenang seumur hidupnya.”11

Para orangtua dan wali hendaknya selalu ingat bahwa kita mengajarkan apa adanya kita ketika kita mengajar melalui teladan. Selama kita menjalankan Injil dan mengikuti jejak Yesus Kristus, anak-anak kita akan belajar dari kita. “Anak-anak belajar dari apa saja dan segala hal yang mereka lihat. Mereka belajar di mana saja mereka berada, bukan hanya di tempat pembelajaran yang khusus.”12 Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul membagikan pepatah yang familier dengan mengatakan, “Memberi seseorang ikan memberinya makan satu kali. Mengajari seseorang untuk memancing memberinya makan seumur hidupnya.” Dia kemudian mengajarkan, “Sebagai orangtua dan … Anda dan saya seharusnya tidak membagikan ikan, tetapi, pekerjaan kita adalah untuk menolong [anak-anak kita] ‘memancing’ dan menjadi kukuh secara rohani.”13

Brother dan sister terkasih, saya bersaksi bahwa cara terbaik untuk memelihara anak-anak kita di jalan yang lurus dan sempit adalah dengan membesarkan mereka sebagai anak-anak yang berpusat kepada Kristus. Kita membantu dengan mengilhami dan mengajak mereka untuk menindaki semua yang telah mereka pelajari demi kemajuan yang berkelanjutan seumur hidup. Dalam hal ini, saya tinggalkan berkat saya dan kesaksian kepada Anda dalam nama sakral Juruselamat kita Yesus Kristus, amin. ■

CATATAN

1 Henry B. Eyring, “Keluarga Kekal,” Liahona, Mei 2016, 81; penekanan ditambahkan.

Liahona

2 Henry B. Eyring, “Keluarga Kekal,” Liahona, Mei 2016, 81; penekanan ditambahkan.

Liahona

3 Lihat Mengajar dengan Cara Juruselamat (2016), 6; lihat juga https://www.lds.org/manual/teaching-in-the-saviors-way/part-1-love-those-you-teach/love-those-you-teach?lang=eng.

Mengajar dengan Cara Juruselamat

4 Lihat 1 Nefi 8:11–38.

5 Lihat Lukas 15:1–32.

6 Mengajar dengan Cara Juruselamat (2016), 10; lihat juga https://www.lds.org/manual/teaching-in-the-saviors-way/part-2-teach-by-the-spirit/teach-by-the-spirit?lang=eng.

Mengajar dengan Cara Juruselamat

7 Lihat 2 Nefi 32.

8 2 Nefi 31:3.

9 Lihat Mengajar dengan Cara Juruselamat (2016), 29; lihat juga https://www.lds.org/manual/teaching-in-the-saviors-way/part-4-invite-diligent-learning/invite-diligent-learning?lang=eng.

Mengajar dengan Cara Juruselamat

10 Lihat sebagai contoh, Aristotle / Quotes, https://www.google.com.hk/?gfe_rd=cr&ei=OcfWV5bEAYWomQXw1IqoAw#q=aristotle+quotes; lihat juga http://www.ranker.com/list/a-list-of-famous-aristotle-quotes/reference?&var=7.

11 Lihat Matshona Dhliwayo; lihat juga https://www.goodreads.com/author/quotes/7978664.Matshona_Dhliwayo.

12 Lihat John HoltLearning All The Time (A1989/SP90), ; lihat juga https://drive.google.com/file/d/0B1x32m7Z7rncQ3JiNVRaVmNaLVk/view.

13 Mengajar dengan Cara Juruselamat (2016), 29; lihat juga https://www.lds.org/manual/teaching-in-the-saviors-way/part-4-invite-diligent-learning/invite-diligent-learning?lang=eng.

Mengajar dengan Cara Juruselamat