Berkat-Berkat dari Peribadatan Bait Suci

Berkat-Berkat dari Peribadatan Bait Suci

Pengalaman “Peribadatan Bait Suci” bagi saya dan istri saya adalah pada tanggal 6 Mei 1981 ketika kami diberkahi dan dimeteraikan di Bait Suci Tokyo. Kami tidak memahami banyak saat itu namun sejak itu kami telah menganggap peribadatan bait suci sebagai berkat setiap hari dalam kehidupan kami. Ketika kami menoleh kembali pada 35 tahun silam, itu membuktikan kepada kami bahwa banyak “Berkat-Berkat dari Peribadatan Bait Suci” telah menjadi kenyataan. Kami masih ingat “sejauh kami menaati perjanjian-perjanjian yang kami buat di bait suci, Tuhan akan memberkati kami secara melimpah.” Itu mengingatkan keluarga kami tentang janji yang dibuat dalam Kitab Mormon “… Oleh karena itu; jika kamu menaati perintah-perintah-Nya Dia memberkatimu dan memakmurkanmu.”1

Ada lima cara sederhana yang membantu kita merasakan dan menghitung berkat-berkat dari peribadatan bait suci.

Ada lima cara sederhana yang membantu kita merasakan dan menghitung berkat-berkat dari peribadatan bait suci.
  • Ingatlah pengalaman bait suci Anda setiap hari:

Kita diimbau untuk kembali ke bait suci sesering mungkin. Akan tetapi, ada banyak orang suci yang setia di antara kita yang tinggal sangat jauh dari bait suci. Masalah keuangan keluarga tidak mengizinkan banyak orang untuk sering kembali. Namun, kita masih dapat memiliki perasaan tentang peribadatan bait suci kita dengan memikirkan beragam tata cara bait suci dalam kehidupan bait suci, seperti pemberkahan, pembaptisan dan pengukuhan bagi leluhur kita, pemeteraian dan sebagainya, dengan melakukan itu kita dapat merasakan kedamaian batin, sukacita dan memiliki hasrat yang bajik untuk beribadat serta melayani di bait suci.

  • Fokuskan kehidupan kita kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai titik pusat dalam hati kita:

“’Bahwa Putra manusia boleh memiliki tempat untuk menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya’ (A&P109:5). Simbol-simbol dan ritual bait suci membantu memfokuskan perhatian kita kepada Juruselamat.” Telah dipahami bahwa ada perbedaan antara kehidupan di bait suci dan kehidupan di luar bait suci. Dunia memberi kita pertentangan dalam segala aspek kehidupan; kebaikan dan keburukan, sukacita dan dukacita, keberhasilan dan kegagalan, kebahagiaan dan kesedihan, pencapaian dan kekecewaan. Ketika kita mengizinkan nama-Nya berada di pusat hati kita, kita mengingat bahwa tujuan dari peribadatan bait suci kita adalah untuk berada bersama-Nya dan tidak dengan orang lain. Perasaan kita tentang belas kasihan-Nya yang lembut di bait suci mengilhami kita untuk menjadi lebih baik dan melakukan yang lebih baik selaras dengan kehendak Tuhan. Sejauh kita mengikuti kehendak-Nya, kita tidak pernah merasa jauh dari berkat-berkat bait suci.

  • Teruslah hidup layak dengan meninjau pertanyaan-pertanyaan wawancara rekomendasi bait suci:

“Bait suci merupakan pusat inti kekuatan rohani Gereja. Kita akan berharap bahwa lawan akan berusaha mengganggu kita sebagai sebuah gereja dan kita secara individu sewaktu kita berusaha untuk berpartisipasi dalam pekerjaan yang sakral dan terilhami ini. Gangguan-gangguan tersebut dapat beragam dari penganiayaan yang mengerikan di masa awal hingga apatisme terhadap pekerjaan. Yang terakhir barangkali adalah bentuk yang paling berbahaya dan melemahkan dari resistensi terhadap pekerjaan bait suci. Pekerjaan bait suci mendatangkan begitu banyak resistensi karena itu adalah sumber dari begitu banyak kekuatan rohani bagi banyak Orang Suci Zaman Akhir, dan bagi seluruh Gereja.”

Adalah penting bagi kita untuk memeriksa kehidupan kita. Meninjau pertanyaan-pertanyaan wawancara rekomendasi bait suci mengingatkan saya tentang bagaimana saya menjawabnya kepada Tuhan melalui para pemimpin imamat saya. Saya selalu menyadari bahwa saya harus menjalankan Injil, berada di jalan yang benar dan menaati perjanjian-perjanjian bait suci bahkan jika tidak ada yang menanyakan kepada saya pertanyaan-pertanyaan itu lagi. Tuhan mengetahui, mengawasi saya dan kuasa Roh Kudus mengizinkan saya untuk merasakan berkat-berkat dari peribadatan bait suci.

  • Renungkan komitmen dan perjanjian-perjanjian yang telah kita buat di bait suci:

Saya menambahkan kesaksian saya pada kesaksian dari Dua Belas Rasul bahwa Bapa Surgawi kita adalah Allah kita yang sejati dan hidup dan Yesus Kristus adalah Putra Terkasih dan Tunggal-Nya. Kapan pun saya merenungkan komitmen dan perjanjian-perjanjian yang telah saya buat kepada Tuhan di bait suci, harapan saya dalam berkat-berkat dari peribadatan bait suci diperkuat. Saya terus berusaha untuk melakukan lebih bahkan ketika tugas itu mungkin tampak sangat sulit bagi saya. Contoh tentang ini adalah melakukan Sejarah Keluarga.

Istri saya dan saya telah berulang kali mengerjakan Sejarah Keluarga namun gagal karena kecanggungan kami dengan teknologi tinggi. Kami berusaha dan gagal berulang kali, namun kami tidak pernah gagal untuk mencoba. Kami akhirnya berdoa dan memutuskan untuk mencari bantuan dari misionaris pasutri di Thailand. Setelah mencari bantuan dari spesialis Sejarah Keluarga di Asia Area dan Kantor Pusat Gereja, mereka membuat kami bahagia. Pertanyaan kami dijawab dan kami dapat melanjutkan pekerjaan bait suci bagi leluhur kami dari catatan-catatan kuno yang hilang. “Aku, Tuhan, terikat ketika kamu melakukan apa yang Aku firmankan; tetapi ketika kamu melakukan bukan apa yang Aku firmankan, kamu tidak memperoleh janji.” Merenungkan komitmen dan perjanjian yang kita buat di bait suci merupakan sumber berkat dari peribadatan bait suci.

  • Miliki visi yang benar dan sikap yang benar terhadap berkat-berkat dari peribadatan bait suci:

Jika kita memiliki gambaran yang jelas dalam benak kita bahwa berkat-berkat dari peribadatan bait suci mengungkapkan hal-hal rohani kepada kita secara individu, kita tidak akan menantang Tuhan dengan menanyakan, “Mengapa saya masih miskin?” “Mengapa saya kehilangan pekerjaan seumur hidup saya?” “Mengapa saya tidak memiliki cukup uang untuk membayar Persepuluhan secara penuh?” “Mengapa saya frustrasi dengan pemanggilan Gereja saya?” “Mengapa saya tidak bahagia di rumah?” dan seterusnya. “… Kehadiran bait suci mengizinkan kita untuk melayani orang lain dan terus memperoleh pengetahuan rohani yang lebih besar .…Tidak ada pekerjaan yang lebih dari sebuah perlindungan bagi Gereja ini daripada pekerjaan bait suci dan penyelidikan silsilah yang mendukungnya. Tidak ada pekerjaan yang lebih memurnikan secara rohani. Tidak ada pekerjaan yang kita lakukan memberi kita lebih banyak kuasa. Tidak ada pekerjaan yang memerlukan standar kesalehan yang lebih tinggi .… Jika kita mau menerima wahyu berkenaan dengan pekerjaan tata cara bait suci, jika kita mau mengikat perjanjian kita tanpa keberatan dan penyesalan, Tuhan akan melindungi kita. Kita akan menerima ilham yang memadai bagi tantangan-tantangan kehidupan ….”

Saya tahu bait suci adalah Rumah Kudus Tuhan dan berkat-berkatnya adalah bagi semua orang yang setia dan mau menerima buah-buah Roh … “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”6 Buah-buah Roh menghasilkan dalam diri kita kemandirian rohani yang sedemikian kuat sehingga kita sebagai individu dan sebagai keluarga dapat belajar bagaimana menanggung tantangan-tantangan dan kesulitan-kesulitan duniawi selangkah demi selangkah.

Saya bersaksi tentang hal ini dalam nama sakral Tuhan Yesus Kristus, amin. ■

CATATAN

1 Lihat Mosia 2:22.

2 Lihat Dianugerahi dengan Kuasa dari Atas: Buku Pedoman Guru Seminari Persiapan Bait Suci (2003), 31–35; atau, https://www.lds.org/manual/endowed-from-on-high-temple-preparation-seminar-teachers-manual/lesson-7-continuing-to-enjoy-the-blessings-of-temple-attendance.

Dianugerahi dengan Kuasa dari Atas: Buku Pedoman Guru Seminar i Persiapan Bait Suci

3 Lihat “Bukan Tanpa Pertentangan,” Mempersiapkan Diri untuk Memasuki Bait Suci yang Kudus (2002), 1–37; atau, www.lds.org/manual/preparing-to-enter-the-holy-temple/preparing-to-enter-the-holy-temple.

Mempersiapkan Diri untuk Memasuki Bait Suci yang Kudus

4Lihat Ajaran dan Perjanjian 82:10.

5Lihat Dianugerahi dengan Kuasa dari Atas: Buku Pedoman Guru Seminari Persiapan Bait Suci (2003), 31–35; atau, https://www.lds.org/manual/endowed-from-on-high-temple-preparation-seminar-teachers-manual/lesson-7-continuing-to-enjoy-the-blessings-of-temple-attendance.

Dianugerahi dengan Kuasa dari Atas: Buku Pedoman Guru Seminar i Persiapan Bait Suci

6Lihat Galatia5:22–23.