Imamat dan Keluarga

Imamat dan Keluarga

Berkat-berkat terbesar yang Allah anugerahkan kepada anak-anak-Nya berkaitan dengan keluarga dan imamat. Presiden Boyd K. Packer menyatakan bahwa tujuan “dari semua kegiatan di Gereja adalah memastikan bahwa seorang pria dan wanita dengan anak-anak mereka berbahagia di rumah dan dimeteraikan untuk waktu fana dan sepanjang kekekalan.”1 Kita juga mengetahui bahwa “Tata cara-tata cara dan perjanjian-perjanjian kudus yang tersedia di bait suci yang kudus memungkinkan bagi setiap orang untuk kembali ke hadirat Allah dan bagi keluarga-keluarga untuk disatukan secara kekal.”2 Adalah hanya melalui secara layak menerima tata cara-tata cara keimamatan yang diperlukan di salah satu bait suci bahwa keluarga dapat dimeteraikan dan bersama selamanya. Adalah hanya melalui secara setia menjalankan Injil bahwa kita dapat meraih sukacita dan kebahagiaan penuh yang Bapa Surgawi maksudkan untuk kita miliki selama kehidupan kita.

Sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, upaya pertama kita adalah untuk menjadi layak bagi rekomendasi bait suci dan kemudian mencari kesempatan untuk menerima berkat-berkat bait suci kita sendiri dan dimeteraikan bersama sebagai sebuah keluarga di Rumah Tuhan. Agar berkat-berkat ini mungkin bagi keluarga kita, setiap suami dan ayah harus layak, ditahbiskan dalam Imamat Melkisedek, memimpin keluarganya dalam kesalehan dan memperlakukan istri serta anak-anaknya dengan kebaikan serta kasih. Kita masing-masing harus menyadari bahwa sementara istrinya mungkin memiliki tugas-tugas dan tanggung jawab tertentu yang berbeda darinya, suami dan istri harus “saling membantu sebagai pasangan yang setara.”3

Dalam Injil Tuhan, dan dalam Gereja-Nya, para suami tidak pernah boleh mendominasi atau merendahkan martabat istri atau anak-anak mereka. Demikian juga, para istri hendaknya penuh kebaikan dan kasih terhadap suami mereka. Nabi terkasih kita, Presiden Thomas S. Monson pernah menuturkan, “Brother sekalian, marilah kita memperlakukan istri kita dengan martabat dan dengan hormat. Mereka adalah rekan kekal kita. Para sister, hormatilah suami Anda. Mereka perlu mendengar tutur kata Anda yang manis. Mereka memerlukan senyuman yang ramah. Mereka memerlukan ungkapan kasih sejati yang hangat.”4 Betapa bersyukurnya saya untuk istri saya yang mengasihi saya, mendorong saya, dan yang memperkuat iman saya. Saya berharap agar, bagaimanapun, saya melakukan yang sama bagi dia.

Jika Anda hidup secara layak sebagai suami dan ayah yang memegang Imamat Melkisedek, Anda memiliki privilese tertentu. Anda dapat memberkati anak-anak Anda yang baru saja lahir selama pertemuan sakramen dan memberi anak baru Anda sebuah nama dan berkat ayah. Anda dapat memberikan berkat-berkat imamat yang menghibur dan menasihati bagi istri dan anak-anak Anda. Anda bahkan dapat memberikan berkat imamat penyembuhan. Jika layak, Anda dapat membaptiskan anak-anak Anda dan menganugerahkan karunia luar biasa Roh Kudus. Anda dapat menahbiskan anak-anak dalam Imamat Harun dan Imamat Melkisedek dan Anda dapat membawa keluarga Anda ke bait suci untuk dimeteraikan selama waktu fana dan sepanjang kekekalan. Anda juga dapat berkumpul bersama anak-anak Anda dan mengajarkan Injil kepada mereka, membaca tulisan suci bersama mereka, berdoa bersama dan bagi mereka, mengadakan malam keluarga yang hebat bersama mereka, bermain bersama mereka dan mengasihi mereka masing-masing sewaktu mereka tumbuh dan dewasa. Ini adalah privilese yang layak bagi setiap upaya! Ini, dan banyak privilese lain, adalah berkat imamat dan Injil yang padanya kehidupan kita hendaknya berfokus. Sebagai seorang ayah, akan ada saat ketika disiplin dan koreksi menjadi bagian dari mengajar anak-anak Anda. “Namun dalam disiplin seorang ayah harus berhati-hati jangan sampai ada perundungan, yang tidak pernah dibenarkan. Ketika ayah memberikan koreksi, motivasinya haruslah kasih, dan pembimbingnya Roh Kudus.”5

Para remaja putra kita yang layak juga memegang Imamat Harun dan merupakan berkat besar dalam keluarga di mana mereka tinggal. Sebagaimana dengan Imamat Melkisedek, berkat-berkat dari Imamat Harun bergantung pada kelayakan, ketekunan, dan kasih. Setiap remaja putra yang memegang Imamat Harun memiliki tiga tanggung jawab penting. Pertama, dia memiliki tugas untuk melayani tata cara-tata cara imamat tertentu. Sementara beberapa dari pelayanan ini akan datang sebagai sebuah penugasan dari Uskup atau para pemimpin lainnya, sebagian besar pelayanan ini akan terjadi di dalam rumahnya sendiri dan menjadi berkat bagi keluarganya. Akhirnya, setiap pemegang Imamat Harun memiliki privilese untuk mengundang semua untuk datang kepada Kristus dengan senantiasa memberikan teladan yang baik, melalui mengunjungi para anggota di rumah mereka, dan melalui perbincangan dengan mereka yang belum menjadi anggota Gereja Tuhan. Dalam semua ini, pelayanannya dalam Imamat Harun menjadi waktu dari persiapan untuk menerima Imamat Melkisedek dan berkat dari pekerjaan misionaris, dan, nantinya, pernikahan serta keluarga.

Tuhan mengasihi mereka yang memegang Imamat-Nya dan yang hidup selaras dengan tanggung jawab mereka untuk mengasihi Allah, hidup dengan layak, membagikan Injil, dan menerima tugas-tugas berkaitan dengan keluarga dan pernikahan bait suci. Sebagai Presidensi Area, kami menyampaikan kasih kami kepada semua dan mengimbau agar setiap pemuda dan setiap pria dewasa hidup layak untuk berkat-berkat pribadi dan keluarga yang hebat ini. Kami membagikan kesaksian kami bahwa Allah mengasihi anak-anak-Nya dan akan menyediakan setiap berkat yang diperlukan sewaktu kita hidup baginya dan mengupayakannya.  ■

Caption: Penatua David F. Evans

CATATAN

1 Boyd K. Packer, “Rencana Kebahagiaan,” Liahona atau Ensign, Mei 2015, 26.

Liahona Ensign

2 “Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Liahona atau Ensign, November 2010, 129; lihat juga https://www.lds.org/bc/content/shared/content/indonesian/pdf/language-materials/35602_ind.pdf?lang=ind

Liahona Ensign

3 Ibid.

4 Thomas S. Monson, “Diberkati Secara Melimpah,” Liahona atau Ensign, Mei 2008, 112.

Liahona Ensign

5 D. Todd Christofferson, “Para Ayah,” Liahona atau Ensign, Mei 2016, 95.

Liahona Ensign