Menghormati Tuhan Melalui Pengudusan Hari Sabat

Menghormati Tuhan Melalui Pengudusan Hari Sabat

Brother Jemmy Mongan dan putranya Narendra Mongan dari lingkungan kami, suatu saat pernah ditugaskan menjadi pengajar ke rumah keluarga kami. Pada suatu kunjungan, Brother Jemmy menceriterakan bahwa dia sedang mengikuti turnamen driving dalam olahraga golf. Dalam turnamen tersebut yang dipertandingkan adalah memukul bola golf sejauh mungkin di dalam area yang telah ditentukan (fairway).

driving fairway

Brother Jemmy kemudian menyampaikan bahwa dia telah lolos di babak-babak penyisihan sampai dengan semifinal, sehingga berhak ikut dalam babak final. Dari hasil yang telah dilalui, dia memiliki peluang besar untuk menang, dengan hadiah yang sangat menarik dan dia butuhkan. Dia menanyakan pendapat saya apakah dia harus mengikuti babak final tersebut, karena akan diselenggarakan pada hari Minggu.

Saya mengatakan sulit untuk menjawab ya atau tidak karena hal itu menyangkut hak pilihan bebas seseorang, keputusan ada di tangan dia sendiri, namun saya membagikan bahwa pernah seorang pemimpin Ggereja memperoleh pertanyaan yang serupa, dan dia menjawab melalui kutipan 1 Samuel 2:30: “… Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati …”

Pada hari Minggu tersebut rupanya keluarga Mongan datang lengkap ke gereja mengikuti pertemuan-pertemuan hari Minggu sebagaimana biasanya. Sehingga terpikir oleh saya bahwa dia telah mengambil keputusan, yaitu menghormati Tuhan melalui mengutamakan pertemuan-pertemuan Gereja di hari Sabat.

Beberapa saat kemudian kami bertemu lagi dan dia menceriterakan bahwa beberapa hari setelah hari Minggu tersebut, dia menerima telepon dari panitia lomba yang menyampaikan bahwa babak final telah dilaksanakan dengan diikuti oleh semua peserta yang masuk ke final, kecuali Brother Jemmy, dan ternyata hasil pukulan terjauh pada babak final tersebut tidak ada yang melampaui atau bahkan menyamai jarak terjauh yang pernah Brother Jemmy lakukan pada babak-babak sebelumnya.

Panitia kemudian membahas hal tersebut dan mengambil keputusan yang tidak lazim, yaitu memberikan hadiah kemenangan kepada Brother Jemmy, dan menambahkan bahwa ada sponsor baru yang memberikan hadiah tambahan di samping yang telah ditetapkan, berupa menginap tiga hari di Kuala Lumpur dengan fasilitas istimewa.

Saya percaya bahwa ada keterlibatan tangan Tuhan dalam keseluruhan proses ini, termasuk sewaktu tim panitia membahas dan mengambil keputusan yang tidak lazim tersebut.

Ada beberapa pola yang dapat kita pelajari:

  • Tuhan selalu menepati janji-Nya, dalam hal ini menghormati mereka yang menghormati Dia
  • Brother Jemmy telah melakukan yang terbaik yang dapat dia lakukan, berlatih keras dan memberikan hasil pukulan terbaiknya, walaupun kemudian memutuskan untuk lebih menghormati Tuhan daripada peluang mendapatkan hadiah yang menarik.
  • Sewaktu Tuhan memberikan berkat atas janji-Nya, berkat tersebut lebih besar daripada yang kita bayangkan atau harapkan.

Memang tidak semua dari kita akan mendapatkan hasil langsung dari perbuatan kita sebagaimana yang dialami oleh brother Jemmy, namun pola tersebut adalah pasti dan Dia senantiasa menepati janji-Nya, pada waktu-Nya.