Menjalani Kehidupan dengan Kepatuhan dan Pertobatan

Menjalani Kehidupan dengan Kepatuhan dan Pertobatan

Hukum utama surga sebagaimana yang kita ketahui adalah Kepatuhan. Bapa Abraham yang merupakan alasan utama dari berkat-berkat yang dijanjikan dan perjanjian-perjanjian yang kita semua nikmati, memperoleh hal itu melalui Kepatuhannya yang mutlak. Ada banyak contoh yang mengagumkan dalam tulisan suci sewaktu kita memikirkan tentang kepatuhan. Nuh mendapatkan kasih karunia di mata Tuhan karena dia adalah orang yang benar dan tidak bercela serta berjalan dengan Allah.1 Sewaktu Tuhan memerintahkan dia, dia melakukan semuanya itu tepat seperti yang diperintahkan Allah dan menunjukkan kepatuhannya.2 Samuel mengajarkan sebuah ajaran yang hebat kepada Saulus dan berkata “Sesungguhnya mendengarkan lebih baik daripada Pengorbanan.”3 Harga yang harus dibayar Saulus karena tidak benar-benar patuh adalah ditolak dari menjadi Raja Israel. Dia lebih takut kepada rakyatnya dan mengikuti suara mereka.

Tidak seperti Saulus, ada banyak contoh yang baik mengenai Kepatuhan yang kita lihat dalam Kitab Mormon. Nefi menyatakan “Aku akan pergi dan melakukan apa yang telah Tuhan perintahkan.”4 Dalam salah satu pencobaan tersulitnya, dia mematuhi suara Roh dan membunuh Laban. Karena tindakan kepatuhan itu, anak-anak manusia sejak saat itu dapat memperoleh firman Allah dan dapat memiliki iman serta kepercayaan. “Lebih baik bahwa satu yang binasa daripada suatu bangsa akan merosot dan binasa dalam ketidakpercayaan.”5

Kepatuhan mendatangkan berkat. Wahyu zaman akhir kita mengajarkan kepada kita bahwa ketika kita mematuhi sebuah hukum, berkat-berkat yang dijanjikan yang berkaitan dengan hukum itu akan datang.6 Dengan menjadi patuh kita dapat mengikat Tuhan7 dan melihat Dia serta mengetahui bahwa Dia hidup.8 Dia akan memelihara kita, memperkuat kita dan menyediakan cara bagi kita untuk merampungkan hal-hal yang telah Dia perintahkan kepada kita.9

Berbicara kepada para presiden misi yang baru pada Seminar tahun 2015 Penatua Russell M. Nelson menyatakan “Kepatuhan memungkinkan mereka untuk menerima bimbingan dan arahan dari Roh.” Dia berkata, “Sebuah misi yang berada pada bagian terbaiknya adalah sebuah latihan dalam pelatihan kepatuhan. Kepatuhan yang ketat mendatangkan mukjizat.”

Aspek lain yang ingin saya sampaikan di sini adalah asas pertobatan. Bapa Surgawi kita melalui rencana kebahagiaan-Nya telah menyediakan cara di mana kita dapat mengatasi dosa dan kematian. Dia telah menyediakan seorang Juruselamat bagi kita supaya kita dapat dibersihkan dari dosa-dosa dan memasuki hadirat-Nya. Karunia Pendamaian yang menakjubkan ini tersedia bagi seluruh umat manusia dengan syarat pertobatan. Pertobatan memerlukan kita untuk berpaling dari dosa dan kembali kepada Tuhan. Itu memerlukan kita untuk memiliki rasa sesal. Itu memerlukan penggantian kerugian. Lebih dari semuanya itu memerlukan kita untuk merasakan “Dukacita menurut kehendak Allah.”10

Juruselamat mengajarkan bahwa surga akan bersukacita terhadap satu pendosa yang bertobat.11 Betapa besar sukacita Allah terhadap satu jiwa yang bertobat. Sewaktu kita bertobat dengan sungguh-sungguh dan mengakui dosa-dosa kita serta meninggalkannya, kita akan diampuni dan Tuhan tidak akan mengingatnya lagi.12 Ajaran yang hebat dari Raja Benyamin ini menyebabkan rakyatnya berseru “Ya, kami memercayai segala perkataan yang telah engkau ucapkan kepada kami; dan juga, kami mengetahui akan kepastian dan kebenarannya, karena Roh Tuhan Yang Mahakuasa, yang telah mengerjakan perubahan yang hebat dalam diri kami, sehingga kami tidak memiliki lagi watak untuk melakukan yang jahat, tetapi melakukan yang baik secara berkelanjutan”.13 Pertobatan yang tulus menuntun pada keinsafan, itu membantu kita untuk memeluk apa yang baik dan menolak apa yang jahat.

Uskup Waddell menyatakan “Ada sebuah pola yang telah Tuhan tegakkan. Dia telah memberikan kepada kita pola-pola, dan urutan dari pola-pola tersebut adalah signifikan. Adalah signifikan bahwa pertobatan merupakan langkah kedua dalam pola itu dan langkah pertamanya adalah iman kepada Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya.”14 Kita tidak dapat mengajarkan asas pertobatan kecuali kita terlebih dahulu mengajarkan tentang iman kepada Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya. Sewaktu pemahaman tentang Pendamaian meningkat, hasrat untuk bertobat dan memanfaatkan tindakan yang menakjubkan itu akan bertambah.

Kepada mereka yang terlibat dalam dosa dan telah kehilangan harapan dalam hidup, saya ingin bersaksi kepada Anda bahwa masih ada harapan dalam dan melalui Mesias yang Kudus dan melalui Pendamaian-Nya yang sakral. Jika kita dengan sungguh-sungguh bertobat dan meninggalkan dosa-dosa kita serta berpaling kepada Allah dengan segenap hati, daya, pikiran, dan kekuatan, Pendamaian akan sepenuhnya berpengaruh dan kita akan dibersihkan dari semua dosa kita dan Tuhan tidak mengingatnya lagi. Karena Dia mengasihi kita lebih daripada yang dapat kita bayangkan dan Dia telah membayar harganya bagi Anda dan saya.

Sewaktu kita menjalani kehidupan dengan kepatuhan dan pertobatan, kita tidak akan menyimpang dalam perjalanan menuju ke rumah surgawi kita. Kita akan belajar tentang cara-cara DIA dan menerima berkat-berkat yang dijanjikan. Pemahaman kita tentang asas-asas surgawi ini akan meningkat dan kita akan menjadi lebih baik dan lebih baik setiap harinya.

Yesus adalah Kristus. Dia hidup. Kita adalah keturunan Allah Bapa kita yang Kekal. Kita memiliki potensi untuk menjadi seperti Dia. Jika kita berpaling kepada-Nya dan meminta pertolongan-Nya, Dia akan mengulurkan tangan-Nya bagi kita. Sesungguhnya, lengan-Nya diulurkan kepada semua orang yang mau bertobat dan memercayai nama-Nya.15 Saya bersaksi tentang kebenaran-kebenaran ini dalam nama Yesus Kristus, amin.  ■

Catatan

1 Lihat Kejadian 6:8–9.

2 Lihat Kejadian 6:22.

3 Lihat 1 Samuel 15:22.

4 1 Nefi 3:7.

5 1 Nefi 4:13.

6 Lihat A&P 130:21.

7 Lihat A&P 82:10.

8 Lihat A&P 93:1.

9 Lihat 1 Nefi 17:3.

10 Lihat 2 Korintus 7:10.

11 Lihat Lukas 15:7.

12 Lihat A&P 58:42.

13 Mosia 5:2.

14 Seminar untuk para Presiden Misi Baru, 2016.

15 Lihat Alma 19:36.