
Hadirin bisa langsung ikut berpraktik


Minuman kunyit asem terasa segar di cuaca yang panas


Makan siang yang nikmat, bakso dan mie ayam


Para jurumasak ini tidak ragu membagikan tipsnya

Pada tanggal 24 Oktober 2015 Uskup Ricky Pudja Mak, Direktur Eksekutif Pelayanan Kemandirian Indonesia, bekerja sama dengan Brother Nugroho Dwi Dono Putranto, Spesialis Kemandirian Pasak Jakarta, mengadakan kegiatan Hari Wirausaha di Pasak Jakarta. Hari itu anggota Gereja benar-benar dimanjakan dengan berbagai macam demo dan info tentang bisnis kuliner yang disajikan oleh para wirausahawan dan koki yang andal di Pasak Jakarta. Mereka adalah Brother Soewignyo dengan bakso dan mie ayamnya. Brother Deny Mandiangan dengan cakalang suwirnya. Sister Wiwik Hasibuan dengan kering tempe/kentang kacangnya. Sister Siti Barmiyatun dengan minuman segar kunyit asemnya. Sister Steffi Subandriyo dengan siomaynya. Brother Amran dengan salad Italianya. Sister Indah Zebua dan Cathrine Sadiyono dengan aneka kuenya. Dan Brother Teddy Tangkas sebagai narasumber dalam usaha toko roti yang telah memiliki dua gerai di Bogor.
Masakan yang lezat dengan tampilan yang menarik membutuhkan teknik-teknik pemasaran yang baik dan inovatif. Pemasaran adalah ujung tombak kewirausahaan. Maka setelah demo dan mencicipi hasilnya, Sister Adriana Setijawan diundang untuk membagikan ilmu dan pengalamannya dalam pemasaran secara daring (online). Berikut adalah beberapa tips bagi mereka yang berminat untuk berbisnis secara daring: Branding dan produk harus unik serta inovatif, jujur dalam bertransaksi, respons yang cepat, pengelolaan waktu yang baik, no spamming/no tagging. Kemudian acara dilanjutkan dengan tanya-jawab antara hadirin dengan para narasumber yang dipandu oleh Brother Looky Samad sebagai moderator. Beberapa narasumber membagikan trik-trik pemasaran yang sangat berguna. Banyak pertanyaan yang menarik diajukan, dan para narasumber dalam jawabannya antara lain menuturkan bahwa, “dukungan dari keluarga adalah sangat penting,” dan “modal besar tidak menjamin keberhasilan, bahkan dengan modal yang relatif kecil kita dapat bangkit kembali.” Kunci dari semua itu adalah kita harus selalu bangkit. Dengan iman kepada Tuhan dan usaha yang sungguh-sungguh kita pasti maju.
online) Branding no spamming/no taggingPara anggota yang menghadiri acara ini sangat merasakan manfaatnya. Sister Aldila Surya menuturkan: “Disamping mendapatkan ilmu mengenai cara membuat banyak makanan, saya juga belajar bagaimana mengembangkan jiwa berwirausaha. Berharap kegiatan ini akan terus diadakan dan menjadi suatu ajang bagi para entrepreneur untuk dapat terus berbagi, karena dengan kuatnya jaringan kegiatan wirausaha dapat berjalan jauh lebih baik.” Acara ini juga telah mengilhami Sister Titik Sugiyanto, “Kegiatan ini telah menginspirasi saya untuk kembali memulai bisnis makanan kecil yang pernah saya tekuni dulu.”
Rencananya kegiatan semacam ini akan diadakan tiga kali dalam setahun, dengan jenis usaha yang berbeda. Tujuannya ialah untuk menolong, mengilhami dan mendorong para anggota Gereja melihat peluang-peluang bisnis yang akan menopang kemandirian mereka. “Marilah kita bekerja untuk apa yang kita butuhkan. Marilah kita menjadi mandiri dan berdikari. Keselamatan dapat diperoleh bukan pada asas lain” (Presiden Thomas S. Monson).